Impian untuk usaha adalah hal yang wajar muncul dalam
setiap insan yang ingin maju. Usaha yang berhasil bagaimanapun dimulai dari
beberapa kali kegagalan yang bisa jadi menyakitkan dan membuat hati ini kapok
ngak ketulungan. Namun sebenarnya itulah pelajaran yang paling hakiki dan perlu
dilalui karena hikmahnya begitu besar untuk mendewasakan kita. Jadi...... tidak
boleh ada kata berputus harapan, bahkan sebaliknya semakin optimis untuk
memulai lagi dengan cara yang jauh berbeda.. Bagi siapa yang selama ini
mengacaukan usaha kita, haruslah menjadi perhatian khusus, karena trouble maker
bukan saja harus dihindari, lebih jauh lagi.. perlu dibuat aturan-aturan yang
tegas dan konsisten sehingga ruang geraknya benar-benar tertutup.
Bagi
saya sejatinya tidak sedikitpun merasa dirugikan dari kasus ini, karena memang dimulai
dengan musyawarah dan "niat yang baik" untuk mewujudkan usaha
keluarga. Warnet dan Kafe yang kemarin saya rintis, lebih jauh hanyalah
merupakan “tes case”. Hasilnya telah saya peroleh berupa rekam profil terutama
untuk orang-orang yang terdekat, tentang sifatnya lebih jauh yang sangat
menyedihkan terkait dengan terkikisnya nilai-nilai kejujuran dan amanah. Pengalaman ini telah melahirkan ketegasan yang tumbuh kuat dalam diri, dan ini akan
terus saya pelihara dan perkuat tanpa pandang bulu.
Kenapa perlu
ketegasan... karena memang masih ada orang yang berniat buruk disekeliling
kita. Kegagalan usaha warnet dan kafe yang sebelumnya, kuat dugaan karena kurangnya pengawasan dan tidak tegasnya memberikan sanksi terhadap orang-orang yang sudahjelas-jelas melanggar amanah walaupun dari keluarga dekat sendiri. Memberi angin bagi orang-orang
yang tidak bertanggung jawab tersebut sama saja dengan menghancurkan usaha
kita, bahkan mereka dapat lebih jauh mengambil alih atau menguasai sepenuhnya.
Namun saya
yakin, dengan niat untuk berbagi, Allah SWT akan menjaga kita. Perilaku
orang-orang serakah itu pasti akan kena batunya, sehingga mereka merasakan
sendiri resiko perbuatannya. “Air susu dibalas dengan air tuba” itulah ungkapan
yang sesuai untuknya.
Mereka melakukan itu bukan tidak merasakan kebaikan orang lain untuk dirinya, tetapi karena sudah dikuasai oleh hawa nafsu dan keserakahan. Untuk tipe orang seperti ini kita tidak perlu ragu untuk bertindak tegas, kalau tidak kita justru yang akan tenggelam dibuatnya. Lebih jauh lagi orang-orang baik yang selama ini bersama kita menjadi tidak respek, mereka justru yang akan
merasa terzalimi oleh tindakan kita. Mereka sudah berusaha susah payah untuk memajukan usaha kita, namun ada 'orang yang licik' yang dengan mudah dan seenaknya merusak.
Wabil khusus, saya merasa yakin..... Allah SWT akan menggantikan keberhasilan yang tertunda ini menjadi sesuatu yang jauh lebih indah dan bermakna. Kita hanya diminta berusaha secara optimal, sementara hasilnya adalah domain Allah semata. Bermakna semata-mata semuanya terjalin dalam bingkai dakwah Illalah, yang menunjukkan kebesaran agama Allah yang dibawa utusan Nya... Rasullullah SAW.
Tulisan
ini merupakan memori lebih 10 tahun usaha bersama yang masih jauh dari
harapan. Semua ini akan terus melekat dalam
ingatan sebagai pedoman untuk mewujudkan setiap langkah kedepan. Selanjutnya
menumbuhkan suatu kebulatan tekad untuk terus memulai sesuatu yang baru dalam
segala aspek kegiatan dan interaksi sosial.
Bagaimanapun
kita harus membedakan silaturahmi kita dengan orang yang amanah dan tidak. Sehingga
kita perlu terus silaturrahmi dan terbuka terhadap orang yang amanah. Bagi yang
tidak amanah, dalam berinteraksi lakukan hanya seperlunya, jangan sampai
berlebih apalagi terbuka... namun tetap sopan dan santun.
Mengenai
interaksi dalam dunia usaha saat ini sudah secara penuh dilakukan online. Tentu
saja ini memerlukan tingkat kejujuran yang tinggi. Dengan online, hanya yang
jujur dan berkualitas saja yang dapat terus berkembang, sementara yang khianat
dan ceroboh cepat hilang dari peredaran dan terkunci secara digital dalam
memori yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar