Masalah pada
hakekatnya adalah ujian dari Allah SWT, yang tujuannya adalah perbaikan diri
kita bukan perbaikan orang lain (karena hidayah hanya dari dan milik Allah). Ini
yang sering kita salah. Kita tidak perlu susah memikirkan perbaikan orang lain, boleh
jadi orang itu sendiri tidak mau berubah hanya mengikutin hawa nafsunya semata... lantas bagaimana hidayah akan datang
padanya. Seyogianya dengan ujian tersebut kitalah yang memperoleh banyak
hikmah didalamnya. Bagi saya pribadi, perihal ini mengajarkan terhadap tiga
latihan penting yang harus terus saya upayakan, antara lain :
peningkatan ketenangan, ketekunan dan kesabaran.
Yang pertama adalah peningkatan
ketenangan. Dengan ketenangan yang baik, seberat apapun masalah yang kita
hadapi dapat menjadi sederhana dan lebih mudah. Ketenanganlah yang dapat
mencerna masalah yang bagaimanapun rumitnya dengan cara yang baik dan benar.
Lantas kita terdorong lebih jauh untuk menerapkan langkah-langkah penyelesaian
yang diperlukan. Ketenangan adalah sumber kekuatan, merupakan pondasi dimana
kekuatan yang lain akan bertumpu... sehingga ketenangan perlu terus diasah dan
dilatih.
Latihan ketenangan yang utama adalah rutinitas membaca ayat-ayat suci Al
Qur’an, ditambah juga olah raga yang teratur dan terukur. Kemudian melafazkan
dalam ucapan berkali-kali kata kunci untuk peningkatan ketenangan sehingga
tertanam kedalam hati. Kunci lafaz tersebut misalnya: Nikmatnya ketenangan,
ketenangan sumber enersi, ketenangan itu penting, banyak muncul kata-kata
mutiara dari hati yang tenang, menulis meningkatkan ketenangan dll.
Dengan terlatihnya ketenangan, maka berikutnya kita dapat melatih…
ketekunan. Ketekunan adalah melaksanakan langkah demi langkah prosedur dengan
serius dan sabar. Banyak masalah besar dapat selesai dengan ketekunan. Karakter
ini juga membuat kita menjadi pantang menyerah. Menulis juga salah satu
kegiatan dalam merancang dan melatih ketekunan. Caranya dengan membagi masalah
yang besar menjadi beberapa bagian penting yang memiliki tonggak keberhasilan
masing-masing. Sifat ini dapat diuji kepada orang yang pantang putus asa,
selalu mencoba dan terus mencoba. Dengan ketekunan inilah maka lahirlah
penemuan-peneuman hebaat.
Selanjutnya ketenangan dan ketekunan tidak dapat dilakukan tanpa suatu kata
'sabar'. Sabar menjadi kata kunci bagi semuanya. Begitu penting dan bermaknanya
kesabaran sehingga ada ungkapan bahwa 'orang sabar kasihan Allah'.
Melatih kesabaran memang erat kaitannya dengan ibadah. Sabar kunci bagi
murahnya rezeki, mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat. Sabarlah
yang dimiliki oleh para Rasulullah dalam berdakwah, manakala kita ummatnya
dengan porsi-porsi masing-masing juga dapat melaksakan dakwah dengan menerapkan potensi 'kesabaran' tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar